Prof. dr. Mora Claramita, MHPE, PhD, Sp.KKLP (Fulbright Visiting Scholar 2013)

Simak diskusi menarik antara Ni Galuh Purwati dan dr. Widyandana, MHPE, Ph.D., Sp.M(K) mengenai Program Studi Magister Ilmu Pendidikan Kedokteran dalam video berikut ini!

“Indonesia menempati peringkat ke-4 populasi terbesar di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Di AS, jumlah dokter praktik mencapai 800.000an, fakultas kedokteran mencapai 200an. Di Indonesia, jumlah dokter praktik 100.000an, sedangkan idealnya 300.000 dokter (1 dokter/1.000 pasien), fakultas kedokteran ada 90. Lulusan dokter di Indonesia 7.000/tahun namun tidak semuanya praktik.
Masalah kebutuhan jumlah dokter ini, memberikan celah bagi pembukaan program studi kedokteran di Indonesia. Ketika keran kuantitas dibuka sebesar-besarnya, maka demi keselamatan pasien, keran kualitas harus diperketat. Namun, apakah diperketatnya hanya di akhir pendidikan dokter melalui sebuah ujian nasional? Panas setahun dihapus hujan sehari? Dimulai dari output-nya, maka proses, dan input juga perlu dijaga kualitasnya. Upaya menjaga kualitas pendidikan kedokteran telah terjadi dua dekade terakhir. Standar Kompetensi Dokter Indonesia dirumuskan pertama kali di 2007, diperbaharui setiap 5 tahun, diikuti Uji Kompetensi Dokter Indonesia di akhir masa pendidikan dokter (UKMPPD).”

Artikel di atas telah diterbitkan di Kompas.com dengan judul “Kesenjangan Pendidikan Kedokteran Indonesia, Panas Setahun Dihapus Hujan Sehari?”

Klik link berikut ini untuk membaca sumber berita primer: https://www.kompas.com/edu/read/2021/11/01/074451471/kesenjangan-pendidikan-kedokteran-indonesia-panas-setahun-dihapus-hujan.

Relawan dokter dalam aplikasi LIVEDOKTER, memberikan konsultasi online bagi para pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri